Medan(Media Polmas Poldasu)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) mengambil langkah cepat mengantisipasi kenaikan harga beras. Pemprov Sumut akan melakukan intervensi di produksi, distribusi dan konsumsi.
Harga beras di pasaran pada September 2023 menurut data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Pemprov Sumut sebesar Rp12.757, naik 1,82% dari Agustus (Rp12.529). Bahkan untuk beras premium di September rata-rata Rp14.533, meningkat 4,27% dibandingkan Agustus (Rp13.983).
“Trennya terus meningkat, karena itu untuk mengantisipasi lonjakan harga kita perlu melakukan intervensi dari produksi, distribusi dan konsumsi,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Agus Tripriyono saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30, Medan, Senin (18/9).
Pada bagian produksi, Pemprov Sumut salah satunya adalah dengan meningkatkan lahan pertanian, ketersediaan pupuk, bibit dan kebutuhan lainnya. Langkah ini, menurut Agus Tripriyono membutuhkan kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota.
Untuk distribusi, salah satu langkah yang diambil adalah memberikan subsidi bahan bakar kepada operator angkut beras dan mempersingkat rantai distribusinya. Sedangkan pada bagian konsumsi, Pemprov Sumut bersama Bank Indonesia, Bulog serta stakeholder terkait akan melakukan operasi pasar efektif.
Sampai saat ini, Agus Tripriyono memastikan stok beras di Sumut dalam keadaan surplus. Berdasarkan data BPS tahun 2022, konsumsi beras Sumut sebesar 155.517 ton/bulan, sedangkan produksinya sekitar 206.552 ton/per bulan dan ketersediaannya mencukupi hingga akhir tahun 2023. Bahkan laporan Dinas Ketahanan Pangan Sumut bulan Agustus stok beras surplus 321.546 ton(infosufb/kp)