Dinilai Kurang Menghargai Kearifan Lokal Bahasa Pakpak,LPMP Pertanyakan Penulisan "Kuta Tengah" Menjadi "Huta Tonga," Di Plank Lintas Jalan Besar Sidikalang -Buntu Raja Dairi.

Editor: Admin author photo

Dairi (Media Polmas)

Kordinator Lembaga Peduli Masyarakat Pakpak (LPMP) Kadirun  Padang,pertanyakan penulisan nama Desa Kuta Tengah menjadi Huta Tonga disalah satu tanda rambu jalan penunjuk arah jalan berdiri tegak secara resmi  dijalur lalu lintas Jalan besar Sidikalang-Bunturaja Kabupaten Dairi Sumatera Utara.

Penulisan plank penunjuk arah lalu lintas itu berdiri 2(dua) dengan gagah serta kokoh dari dua sisi,yaitu satu dari arah Sidikalang menuju Buntu raja ,yang satu lagi dari arah buntu raja menuju Sidikalang   tepatnya di Desa Kaban Julu Kecamatan Siempat Nempu Dairi.

Perihal pandangan plank petunjuk jalan lalu lintas itu nampak jelas saat mau kita berkunjung ke Buntu Raja ibu kota kecamatan Siempat Nempu, sebab plank itu berdiri tinggi dan gagah menunjukkan nama arah jalan atau nama desa mau dituju setiap orang pengguna jalan ."ungkap Kadirun Padang, Minggu (25/08/2024) di Kuta Tengah.

Dalam plank resmi lalu lintas penunjuk jalan itu ada ditulis nama "Huta Tonga,"tentu menjadikan pertanyaan dalam hati  selaku pemerhati sosial masyarakat yang dilahirkan di Desa Kuta Tengah,merasa bertanya."kok ada perubahan penulisan  nama Kuta Tengah menjadi Huta Tonga."kapan berubahnya,sebut Kadirun Padang,bertanya.

Menurut Kadirun Padang,perubahan nama belum ada dilakukan karena saat melintas didepan kantor Kepala Desa Kuta Tengah Senin(26/08/2024) nama plank Kantor Desa  belum berubah tentu sebagai bukti nama tetap dengan nama Desa Kuta Tengah."lalu siapa yang mencoba merubah nama desa ini.

"Apa maksud dan niatnya serta tujuannya,sehingga penulisan nama desa Kuta Tengah itu dirubah jadi HUTA TONGA  ,dan kita tahu plank itu dilihat dan dibaca semua orang yang melintas setiap pengguna jalan.

Perihal perubahan nama desa Kuta Tengah ini jadi viral dimedia sosial dan berbagai reaksi tanggapan datang dari masyarakat Pakpak ,baik tinggal dirantau maupun yang ada tinggal di Dairi Sidikalang.dan meminta plank tulisan Huta Tonga agar diganti sesuai dengan nama resmi sebenarnya menjadi"Kuta Tengah"sebab pergantian penulisan nama itu dinilai merupakan bentuk penjajahan  kata maupun penulisan, ditanah ulayat Pakpak yaitu Dairi.

Perbuatan dan cara cara itu harus dihentikan oleh siapapun atau oknum berniat negatif,oleh suku lain kepada suku kami Pakpak."bahwa tulisan Kuta Tengah adalah bahasa Pakpak ,sedangkan tulisan Huta Tonga adalah persi tulisan suku diluar pakpak.

Sehingga untuk itu, kita meminta kepada pihak terkait yaitu pemkab Dairi agar plank tanda lalu lintas itu diganti penulisannya dengan tulisan yang sebenarnya dan bila perlu pengadaan plank itu, juga diusut pengadaan pengerjaannya, sebab penulisan kata di petunjuk arah jalan itu tidak benar atau jelas salah, dan apalagi kurang menghargai kearifan lokal atau bahasa Pakpak selaku pemangku hak ulayat dibumi sulang Silima Dairi."ujar Kadirun Padang.

Perihal ini jadi pengalaman bagi kami suku Pakpak,karena banyak nama Desa Desa di Dairi berubah penulisan nama Desa ,dari bahasa Pakpak menjadi bahasa suku lain,misalkan Kuta Rakyat menjadi Huta Rakyat,Kuta Raja menjadi Huta Raja dan lain lain,"pedahal daerah pemangku hak ulayatnya Pakpak."tentu hal ini perlu kami ingatkan dan koreksi selaku putra suku Pakpak untuk lebih baik dan saling menghargai memelihara kearifan lokal terutama bahasa didaerah masing masing

Seperti istilah,"Dimana Bumi Dipijak,Disitu Langit Dijunjung Tinggi." makna istilah pribahasa ini merupakan suatu keyakinan etis spritual yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia,yang digunakan sebagai perangkat etika untuk mencapai suatu nilai dalam kehidupan sosial dan berbudaya dalam masyarakat sekaligus kekayaan bangsa  NKRI."tegas Kadirun Padang mengakhiri.

(Tim)



Share:
Komentar

Berita Terkini