Anna Martyna Sinamo."LITERASI YANG MENGEDUKASI TENTANG SUKU PAKPAK.

Editor: Admin author photo

 

Oleh: Anna Martyna Sinamo 

Menyadari minimnya literasi tentang suku Pakpak maka kami dari Forum Intelektual Suku Pakpak melakukan sebuah terobosan dengan cara menulis literasi tentang suku Pakpak sekaligus mempublikasikannya di sosial media dengan mengusung Pakpakologi sebagai branding upaya literasi dan  edukasi tersebut. 

Dua tahun berjalan, literasi dan edukasi itu mulai berbuah dengan meningkatnya kesadaran kepada internal suku Pakpak dengan mengusung tema besar Rekonstruksi Sejarah dan Reinventing Budaya Pakpak. 

Selain menulis dan publikasi kami juga menempuh studi lanjut untuk membekali pengkajian tentang sejarah dan budaya Pakpak berbasis pada penelitian ilmiah dan akademis, sehingga  era mitos dan ninna tu ninna di hilangkan dalam penulisan tentang suku Pakpak. 

Tujuan daripada tema tersebut adalah: Mengenal Identitas untuk Membangun Kesadaran dan Menghargai Perbedaan. 

Identitas seringkali dianggap sebagai sesuatu yang monolitik dan homogen. Namun, kenyataannya adalah bahwa identitas sangat kompleks dan multifaset. Terdapat berbagai suku yang memiliki sejarah, tradisi, bahasa, dan budaya yang unik.

Dalam beberapa tahun terakhir, perdebatan tentang identitas telah meningkat. Suku Batak Toba seringkali dianggap sebagai representasi utama dari identitas di Sumatera Utara, namun suku-suku lain seperti Suku Karo, Suku Mandailing, Suku Pakpak, Suku Simalungun, dan Suku Angkola juga memiliki hak untuk mengklaim identitas yang unik dan berbeda.

Penting untuk diingat bahwa identitas tidak hanya tentang sejarah dan tradisi, tetapi juga tentang bahasa, budaya, dan kehidupan sehari-hari. Setiap suku memiliki cara unik untuk mengungkapkan identitas, dan tidak ada satu cara yang benar atau salah.

Menghargai perbedaan dan membangun kesadaran tentang identitas yang kompleks dapat membantu kita memahami dan menghargai keberagaman budaya dan tradisi di Indonesia. Dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif dan menghargai perbedaan.

Apa yang dapat kita lakukan?

1. Belajar tentang suku-suku di Sumatera Utara: Pelajari tentang sejarah, tradisi, bahasa, dan budaya Suku Batak Toba, Suku Karo, Suku Mandailing, Suku Pakpak, Suku Simalungun, dan Suku Angkola.

2. Menghargai perbedaan: Hormati dan hargai perbedaan antara suku-suku di Sumatera Utara.

3. Membangun kesadaran: Bagikan pengetahuan dan kesadaran tentang identitas yang kompleks kepada orang lain.

4. Mengembangkan inklusivitas: Dukung dan promosikan inklusivitas dalam masyarakat, terutama dalam konteks budaya dan tradisi.

Dengan melakukan hal-hal di atas, kita dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif dan menghargai perbedaan, serta memperkuat identitas yang unik dan berbeda dari setiap suku.

Membangun literasi yang mengedukasi adalah cara yang paling bermartabat untuk memperkenalkan suku Pakpak sekaligus menumbuhkan kesadaran akan jatidiri dan identitas budaya Pakpak. 

Kalau ada pihak-pihak yang merasa terganggu dan tidak mampu menerima perbedaan, maka mulailah belajar tentang keindahan perbedaan dan mengapa Tuhan memberikan kita warna yang berbeda dalam bahasa, adat istiadat, budaya, tanah ulayat dan sistem kekerabatan. 

Njuah-njuah…njuah-njuah 

oang …oang…oangL ias ate…

Share:
Komentar

Berita Terkini